PILIH BUPATI ATAU WALIKOTA YANG PRO LINGKUNGAN

Tanggal

jangan pilih perusak lingkungan

Semakin masivnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Bali belakangan ini ternyata tidak membuat isu lingkungan menjadi isu yang “ sexy “ untuk kampanye pemilihan kepala daerah. Sehingga ada kesan bahwa lingkungan hanya sebagai obyek saja bukan sebagai subyek yang sama memiliki kontribusi bagi kehidupan. Masih ada anggapan bahwa manusialah yang akan memberikan pemaknaan dan nilai terhadap alam dan alam hanya sebagai obyek pemuas keinginan manusia.

Pemilihan kepala daerah hanya merupakan ajang perebuatan kekuasaan tak lebih dari itu tidak heran para calon dan tim suksesnya sudah mulai bersafari kemasyarakat untuk memperloleh simpati hati rakyat dengan berbagai iming – iming yang di janjikan. Dari tahun ketahun pola yang di lakukan oleh calon ini tidak begitu banyak mengalami perubahan berarti, ingat berjanji tapi lupa menepati…. Ya rupanya para pemimpin kita mudah sekali terkena sindroum amnesia. Dari janji- janji yang dijanjikan sangat jarang atau tidak sama sekali mereka mencantumkan isu lingkungan. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah calon pemimpin kita memiliki kepedulian terhadap lingkungan? Ditengah – tengah semakin kompleksnya permasalahan lingkungan yang terjadi.Beberapa tahun belakangan ini ada beberapa ijin pembangunan yang dikeluarkan oleh penguasa yang berpotensi merusak lingkungan. Ini semakin menegaskan pemimpin kita tidak Pro lingkungan. Tri H ita Karana hanya sebagai lip service saja tidak pernah diimplementasikan. Sebenarnya kita bisa belajar banyak dari local jenius budaya kita, khususnya budaya Bali. Seperti perayaan Tumpek Wariga atau tumpek Bubuh dan Tumpek Kandang yang merupakan upacara menghormati tumbuh – tumbuhan dan binatang. Secara filosofi kita memanusiakan tumbuhan dan binatang sebagai suatu bagian dari hidup kita. Hal ini sejalan dengan teori ekosintrisme yang berpandangan bahwa lingkungan adalah setiap mahkluk hidup yg ada di ekosistem ini memilki nilai, dan hak untuk hidup.

Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalo kita dipimpin oleh seorang bupati atau walikota yang tidak peduli lingkungan. Akan banyak sekali kebijakan yang mengatas namakan PAD yang berpotensi merusak lingkungan, Villa dikawasan Konservasi, Daerah Resapan, Kawasan Suci yang menutup akses kita untuk menikmati alam bebas, melakuan ritual dan sebagainya yang merupakan hak setiap warga bukan di Privatisasi

Sebelum memilih mari kita tahu lebih jelas siapa calon pemimpin kita, jangan sampai karena Uangkita mengorbankan lingkungan kita. Cari tahu bagaimana track recordnya, jangan beranggapan siapapun yg terpilih tidak merubah nasib kita, Itu salah satu nasib kita yang menentukan sendiri bukan penguasa atau orang lain.(andy/walhibali)

Lainnya:
Berita & artikel